Selasa, 24 Agustus 2010

Melongok Makam Mertua Sunan Ampel


Mbah Karimah tercatat ikut mengukir sejarah, mewarnai perjalanan Sunan Ampel.

Di pintu masuk, berdiri sebuah gapura tertulis makam Mbah Karimah. Halamannya terasa sejuk dengan dua pohon asam seakan sebagai pintu gerbang.

Lima meter kemudian terlihat dua bangunan, mushala dan bangunan cungkup dengan dua makam, milik Mbah Karimah tertulis wafat pada tahun 1377, sebelahnya makam Mbah Sholeh salah satu murid setianya.

"Ini makam Mbah Karimah dan yang itu Mbah Sholeh, murid atau cantriknya. Mbah Karimah itu orang yang berjasa di kawasan ini," kata juru kunci makam, Suripto, 62 tahun menyambut kedatangan VIVAnews.

Kuncen itu menambahkan tempat tersebut tidak pernah sepi didatangi peziarah. Mulai sekedar mampir salat, membaca ayat suci Al-Quran, kemudian istirahat bahkan bermalam setelah sebelumnya melakukan ziarah.

Tak jarang mereka datang kembali membawa nasi tumpeng untuk selamatan. Dimakan bersama dengan siapa saja yang saat itu ada di tempat tersebut. "Saya sering diminta membaca doanya. Katanya, doa atau keinginannya terijabah," terang Suripto.

Tempatnya sangat sejuk, meski di Surabaya umumnya panas di lokasi ini terasa nyaman karena berada di dataran tinggi. Menuju lokasi ini, bisa diawali dari Masjid Rahmat atau dikenal dengan sebutan Masjid Kembang Kuning di Jl Chairil Anwar 27, Surabaya.

Kemudian, berjalan ke barat menyusuri perkapungan padat yang agak mendaki. Tidak sulit menuju lokasi ini, sekitar 100 meter terlihat gapura bertulis 'Makam Mbah Karimah'.

Tempat ini adalah cikal bakal atau mushala pertama yang berdiri di tanah Jawa, buah karya besar tangan dingin Rahmatullah alias Raden Rahmad yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel.

Kisahnya, awal abad 15 di tempat ini Sunan Ampel mendirikan tempat ibadah. Selain dipakai untuk sujud menyembah Allah SWT, juga wujud ucapan terimakasihnya kepada Wiroseroyo (pemeluk Hindu dari Majapahit) yang dikenal dengan sapaan Mbah Karimah itu.

Seiring berjalannya waktu, Wiroseroyo atau Mbah Karimah kemudian menjadi mertua Rahmatullah (Sunan Ampel).

Mbah Karimah telah tiada, tercatat ia meninggal pada 1377. Namun, hingga kini pusaranya tidak pernah sepi dikunjungi. "Penguasa" hutan asal Majapahit itu ikut mengukir sejarah, mewarnai perjalanan seorang pemuda yang kini tersohor dengan nama Sunan Ampel (1401-1481).

sumber : VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

visit globe