Minggu, 15 Agustus 2010

Twitter, Alat Propaganda Korea Utara


Pemerintah Korea Utara telah membuka akun Twitter sebagai upaya mereka memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pernyataan balasan yang sebelumnya diumumkan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan lewat media massa.

Menggunakan nama ‘uriminzok’ yang berarti ‘rakyat kami,’ Korea Utara telah memposting delapan pesan sejak 12 Agustus lalu. Pada posting tersebut juga terdapat link mengarah ke situs yang dijalanakan oleh Committee for Peaceful Reunion of Korea, sebuah komite yang dilarang di Korea Selatan.

Pemilik akun Twitter tersebut, yang menyatakan berada di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, seperti dikutip dari BusinessWeek, 16 Agustus 2010 telah memiliki lebih dari 550 follower.

Posting terakhir, berjudul ‘A message to all Koreans’ meminta warga utara dan selatan bergabung melawan Amerika Serikat yang mencoba memulai perang nuklir di semenanjung Korea.

Posting lainnya mengutuk Lee Myung Bak, Presiden Korea Selatan yang disebut berkonspirasi dengan Amerika Serikat, menyalahkan Korea Utara atas insiden tenggelamnya kapal perang Cheonan, yang menewaskan 46 awaknya.

Langkah Korea Utara memilih Twitter untuk menyampaikan propaganda mengikuti langkah serupa yang diambil Hugo Chavez, Presiden Venezuela yang membuka akun Twitter, 21 Juli lalu. Ia membuka akun tersebut untuk menyebarkan paham sosialis.

Sebelumnya, rezim komunis Korea Utara tersebut umumnya memanfaatkan Korean Central News Agency, yang bisa dipantau oleh media asing, untuk menyampaikan pernyataan pemerintah ke dunia luar. (hs)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

visit globe