Kamis, 05 Agustus 2010

Warga Lebanon Bantu "Selamatkan" Prajurit RI


Penduduk Lebanon bersimpati kepada dua prajurit Indonesia yang terjebak dalam baku tembak antara tentara Lebanon dengan Israel

Menurut kalangan mantan pejabat PBB, sebagai anggota pasukan perdamaian, mereka memang tidak diperkenankan begitu saja terlibat dalam baku tembak karena bisa disalahartikan mendukung salah satu pihak.

Stasiun televisi Al Manar merekam cuplikan saat penduduk suatu kota dekat perbatasan Lebanon - Israel menenangkan dua prajurit Indonesia yang tampak syok dan kelelahan ketika berada di dekat zona baku tembak. Cuplikan video itu diunggah ke laman Youtube. (Bisa dilihat di sini)

Kedua prajurit itu adalah bagian dari Misi Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang ditempatkan di Jalur Biru (Blue Line), yaitu zona demiliterisasi PBB yang mengerahkan pasukan mancanegara untuk bertugas menjaga perdamaian pasca konflik Israel dan milisi Hisbullah di Lebanon pada 2006.

Cuplikan video eksklusif dari Al Manar menunjukkan bahwa penduduk setempat berupaya menenangkan dua prajurit Indonesia dengan memberi mereka minuman segar. Selain itu warga juga turut mengantar dua prajurit yang tidak diketahui namanya itu ke sebuah mobil Mercedes tua yang mengantar mereka ke barak.

Menurut laman harian National, peristiwa berawal saat militer Israel dan Lebanon baku tembak di perbatasan kedua negara pada Selasa lalu. Insiden tersebut dipicu oleh tindakan unit militer Israel yang berusaha mencabut sebatang pohon di sekitar Jalur Biru, meski sebelumnya sempat dilarang oleh pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).

Satu kontingen kecil pasukan UNIFIL dari batalyon Indonesia berada di lokasi kejadian. Pasukan Indonesia tersebut berusaha menghentikan baku tembak militer Israel-Lebanon. Namun, saat pertempuran makin memanas, pasukan Indonesia diperintahkan untuk mundur atau berlindung.

Ketegangan di sekitar perbatasan Lebanon-Israel sudah memanas sejak Selasa pagi. Pada awalnya, UNIFIL meminta militer Israel agar menunda pencabutan pohon tersebut.

Namun, militer Israel (IDF) menolak permintaan tersebut. Sekitar pukul 7 pagi, UNIFIL memberi tahu pihak Lebanon bahwa Israel berencana memangkas pohon di sekitar perbatasan. Namun, militer Lebanon tidak mengesahkan kegiatan tersebut.

Tidak lama setelah kegiatan pemangkasan pohon dilakukan, pasukan patroli prajurit Lebanon dan militer Israel mulai perang mulut. Prajurit Indonesia mencoba menengahi. Namun, situasi tersebut makin intensif.

Seorang pejabat UNIFIL mengaku yakin tembakan pertama dilakukan oleh seorang penembak jitu dari wilayah Lebanon. Penyelidikan mengenai insiden tersebut masih berlangsung.

Al Manar melaporkan bahwa dalam beberapa kasus, warga setempat sering berusaha memblok kendaraan-kendaraan UNIFIL yang berusaha keluar dari zona pertempuran, dan meminta mereka untuk kembali dan bertempur. Namun, staf UNIFIL mengatakan, saat terjadi konflik dalam kasus Selasa lalu, insiden tersebut tidak bisa dicampuri pasukan penjaga perdamaian.

Mantan pimpinan UNIFIL memahami situasi sulit yang dihadapi pasukan perdamaian PBB itu, seperti yang menimpa prajurit asal Indonesia.

Mayor Jenderal Alain Pellegrini, komandan pasukan UNIFIL sejak 2004 hingga 2007, mengatakan, "Persoalannya adalah, dalam kasus seperti ini, kalau kita mengintervensi untuk melindungi IDF, misalnya, UNIFIL akan dituduh melindungi Israel oleh Hizbollah atau masyarakat, dan bekerja sama dengan musuh."

"Di sisi lain, kalau kami melakukan hal yang sama untuk melindungi Libanon, Israel akan menuding UNIFIL bekerja sama dengan Hizbollah," kata Pellegrini.

Mantan juru bicara UNIFIL, Timur Goksel, mengungkapkan hal serupa. "Saya pernah menghadapi situasi demikian. Saat menghadapi pihak-pihak yang baku tembak, tidak ada yang bisa diperbuat," kata Goksel. (umi)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

visit globe